![]() |
Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Desa Jatilaksana Pangkalan |
KARAWANG - Oknum rekanan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Kabupaten Karawang Provinsi Jawa Barat memanfaatkan program proyek Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) untuk kepentingan pribadi.
Penerima manfaat dari proyek Rutilahu di Kampung Cibarengkok Hilir RT 14 RW 07 Desa Jatilaksana Kecamatan Pangkalan adalah sang mandor yang biasa mengerjakan proyek Rutilahu.
Fakta di lapangan Nonon ketika dikonfirmasi di lokasi, Kamis (27/5/2021), mengakui bahwa Rutilahu tersebut merupakan proyek bosnya dan dikerjakan oleh dirinya sendiri.
Nonon memberikan argumen bahwa dirinya belum punya rumah, selama ini ia mengaku tinggal di rumah orang tuanya.
"Saya belum punya rumah. Selama ini saya tinggal dirumah orang tua," papar Nonon tampak muka masam terpancar wajahnya.
Ketika hal tersebut dikonfirmasilan kepada salah satu aparat desa yang enggan disebutkan namanya, membenarkan fakta tersebut karena proyek Rutilahu yang sedang dikerjakan di desanya ini memang tidak sesuai dengan pengajuan yang diajukan oleh pihak pemerintah desa dan penerima manfaat ini dinilai tidak layak menerima bantuan dari program tersebut.
"Kalau memang bisa begitu sekalian saja yang belum punya rumah mengajukan untuk diikutsertakan dalam proyek Rutilahu, karena masih banyak warga kami yang belum punya rumah," sindirnya.
Rutilahu yang dibangun pun di tanah kosong dan tak ada bangunan awal. "Saya pun heran, setahu saya biasanya sebelum proyek ini bergulir ada tim survey dari dinas yang didampingi oleh rekanan dan aparatur desa untuk mengecek lokasi dan menilai bahwa ini memang layak menerima," tandasnya.
Selidik punya selidik bahwa proyek ini merupakan proyek aspirasi atau pokir legistatif. Entah apa hubungan sang bos dengan Sang Dewan. "Judulnya kan proyek Rutilahu yaitu Rumah Tidak Layak Huni, bukan proyek bangun rumah baru," pungkasnya.
Ketika dikonfirmasi perihal tersebut kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut melalui aplikasi WhatsApp hanya menjawab "Enya kin kang," dengan dialek Sunda, entah apa maksud dari kalimat tersebut. (Ade/Ciung)