 |
| Prof. DR. Budi Suryadi, M.Si |
BANJARMASIN - Pemerintah pusat sedang menggodok penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan alasan guna menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) tahun 2022.
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite tersebut, tentu memantik pro-kontra dan mendapat sorotan dari berbagai kalangan, mulai masyarakat, aktivis, wakil rakyat hingga akademisi.
Sebagian kalangan memahami alasan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi tersebut demi menjaga sehatnya anggaran negara.meskipun demikian dari sebagian lainnya banyak yang tidak setuju dengan rencana itu, apalagi tanpa adanya persiapan yang matang.
Pakar Kebijakan Publik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Kalsel, Prof. DR.Budi Suryadi, M.Si., menilai kebijakan kenaikan harga BBM tahun ini merupakan sebuah langkah strategis guna menciptakan keseimbangan negara dan masyarakat.
"Kebijakan kenaikan harga BBM tahun ini merupakan sebuah langkah strategis dalam menciptakan keseimbangan antara kebutuhan negara dan masyarakat," ujarnya kepada beritapembaruan.id, Sabtu (27/8/22) di Banjarmasin.
Dikatakan Prof Budi Suryadi, negara hadir melalui kebijakan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab terhadap keberlanjutan perekonomian negara dan masyarakat.
"Dalam memahami kebijakan ini sebagai bagian entitas negara," tandasnya.
Menurut Dekan Fakultas FISIP ULM itu, Prof Budi Suryadi, M.Si., mengingat pemerintah yang selalu hadir untuk memelihara perekonomian masyarakat melalui berbagai bantuan.
"Pemerintah selalu hadir untuk memelihara perekonomian masyarakat melalui berbagai bantuan tunai dan non tunai, keluarga harapan dan lain - lain," pungkasnya.(ron)
