 |
| Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karawang Ferry Muharam.(foto:yg) |
KARAWANG - Kabupaten Karawang telah terkena dampak fenomena El Nino sejak bulan Juni, yang mengakibatkan beberapa kecamatan menghadapi kekeringan dan krisis air yang serius.
Kecamatan yang terdampak meliputi Ciampel, Pangkalan, dan Tegalwaru. Sementara Kecamatan Telukjambe Barat berada dalam status siaga kekeringan.
Dalam upaya mengatasi situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memobilisasi dua armada pengangkut air bersih di berbagai titik wilayah yang berada dalam status siaga kekeringan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Karawang Ferry Muharam mengatakan, kami telah mengirimkan dua mobil pengangkut air bersih setelah mendapatkan laporan dari petugas lapangan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari BPBD Karawang, fenomena El Nino telah dimulai sejak Juni dan diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2023.
Menurutnya, pada bulan Juni, di Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, sekitar 350 kepala keluarga atau sekitar 1.200 jiwa merasakan dampak kekeringan.
"Dalam upaya mengatasi situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memobilisasi dua armada pengangkut air bersih di berbagai titik wilayah yang berada dalam status siaga kekeringan," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik Ferry Muharam, Kamis 24 Agustus 2023.
Kemudian, kata Ferry, pada bulan Agustus, daftar desa terdampak bertambah, termasuk Desa Tegalwaru di Kecamatan Tegalwaru. Kecamatan Pangkalan juga terkena dampak dengan dua desa yang terkena, yaitu Desa Kertasari dan Jatilaksana.
Tidak hanya itu, Kecamatan Telukjambe Barat juga merasakan dampak kekeringan, terutama di Desa Wanakerta.
"Saat ini, Kecamatan Telukjambe Barat berada dalam status siaga kekeringan," ungkap Ferry.
BPBD Karawang juga mengimbau kepada warga yang merasakan dampak fenomena El Nino, seperti kekeringan dan krisis air bersih di desa mereka, untuk segera melaporkannya kepada lembaga tersebut. (Yogi)
