Iklan

Iklan

PHRI Sumut Gelar Forum Diskusi Bahas Strategi Pemulihan Iklim Usaha Perhotelan

BERITA PEMBARUAN
21 Juni 2025, 13:14 WIB Last Updated 2025-06-21T06:14:58Z
PHRI Sumatera Utara saat menggelar Forum Diskusi Terbuka di Grand Hotel Medan, Jumat 20 Juni 2025.(foto: ist)


MEDAN - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara menggelar Forum Diskusi Terbuka bertema 'Strategi dan Inovasi dalam Menjaga dan Meningkatkan Kembali Stabilitas Iklim Usaha Perhotelan di Sumatera Utara', Jumat (20/6/2025), di Grand Kanaya Hotel, Medan.


Ketua PHRI Sumut, Denny S Wardhana, mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak kebijakan efisiensi yang diberlakukan sejumlah pihak. 


Ia menilai, kebijakan tersebut tidak hanya menyebabkan penurunan tingkat hunian (okupansi) hotel dan pengurangan karyawan, tetapi juga berdampak pada ekosistem usaha kecil, seperti pelaku UMKM yang memasok bahan baku makanan ke hotel dan restoran.


“Efisiensi bukan hanya berdampak pada okupansi dan pengurangan karyawan. Tapi juga pada pembelian bahan baku yang melibatkan UMKM,” ujar Denny.


Denny menyebutkan bahwa sebelum adanya kebijakan efisiensi, tingkat okupansi hotel pada semester kedua biasanya mencapai 70 persen. Namun saat ini, angka tersebut anjlok menjadi sekitar 30 hingga 50 persen. 


Ia menekankan bahwa pelaku usaha di sektor ini masih sangat mengandalkan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) untuk mendongkrak okupansi hotel.


“Bukan karena ingin bermewah-mewahan, tetapi MICE masih menjadi andalan utama perhotelan dan restoran di Kota Medan,” tegasnya.


Forum diskusi ini dihadiri sekitar 150 peserta dari berbagai elemen. Turut hadir pula Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Medan, Adryanta Putra Ginting, S.S., dan Katim Produktivitas Tenaga Kerja dan Pemagangan Instruktur Muda Dinas Tenaga Kerja Kota Medan, Arianto Imam Sitompul, ST, MT.


Dalam forum tersebut, PHRI juga menyalurkan bantuan kepada 200 pekerja terdampak, dan membuka kesempatan pelatihan kerja secara gratis melalui Balai Latihan Kerja (BLK).


Adryanta Putra Ginting menyampaikan bahwa sektor perhotelan menjadi salah satu yang paling terdampak akibat larangan kegiatan sosialisasi dan FGD (Focus Group Discussion) di hotel. 


Untuk mendongkrak tingkat hunian, Dispar Medan telah menyelenggarakan sejumlah event, seperti Gelar Melayu Serumpun dan dalam waktu dekat akan menggelar Car Free Night.


“Kegiatan ini diharapkan bisa menarik pengunjung dari dalam dan luar kota untuk menginap di kawasan Kesawan dan sekitarnya,” ujarnya.


Adryanta juga menambahkan, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan okupansi dengan menggelar lebih banyak event di kawasan wisata, seperti Warenhuis dan Kesawan. 


Harapannya, tahun depan kegiatan di hotel bisa kembali berjalan normal dan memberi dampak positif bagi industri perhotelan.


Sementara itu, Arianto Imam Sitompul dari Disnaker Kota Medan memaparkan bahwa salah satu tantangan bagi pekerja terdampak PHK adalah keterbatasan keterampilan dan akses informasi lowongan kerja. 


Untuk itu, pihaknya mendorong para pekerja memanfaatkan program pelatihan gratis serta mengakses aplikasi atau website Siduta untuk mencari jenis pelatihan yang sesuai dan melihat lowongan pekerjaan yang tersedia.


“Pelatihan ini bisa menjadi bekal bagi mereka untuk mendapat pekerjaan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan industri saat ini,” jelasnya.(Rizky)





Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • PHRI Sumut Gelar Forum Diskusi Bahas Strategi Pemulihan Iklim Usaha Perhotelan

Terkini

Topik Populer

Iklan