![]() |
Dema UIN Antasari Banjarmasin siap kawal proses penjaringan calon Rektor periode 2025-2030.(foto: ist) |
BANJARMASIN - Proses penjaringan Calon Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin untuk periode 2025–2030 telah memasuki beberapa tahapan penting.
Menanggapi hal tersebut, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Antasari melalui Ketuanya Yazid Arifani menyatakan komitmennya untuk mengawal proses pemilihan secara menyeluruh hingga pelantikan rektor baru.
DEMA menilai momentum pemilihan ini sebagai fase krusial dalam menentukan arah baru kampus, yang diharapkan mampu berpihak kepada kepentingan seluruh civitas akademika, khususnya mahasiswa.
Dalam pernyataan resminya, DEMA menegaskan bahwa mereka tetap bersikap netral dan tidak memihak pada kandidat manapun.
Sikap ini disebut sebagai bentuk tanggung jawab kelembagaan dalam menjaga agar proses demokrasi kampus berjalan dengan sehat, adil, dan transparan.
"Fokus utama kami adalah memastikan seluruh tahapan berjalan sesuai regulasi dan bahwa suara mahasiswa tidak diabaikan dalam dinamika kampus ke depan," ujar Ketua Umum DEMA UIN Antasari, Yazid Arifani, Senin (29/7/2025).
DEMA juga mendorong panitia penjaringan serta seluruh elemen kampus untuk melaksanakan setiap tahap secara terbuka demi terciptanya partisipasi aktif dari berbagai pihak.
Selain itu, DEMA mendesak tujuh bakal calon rektor untuk memaparkan visi dan misi mereka secara terbuka kepada publik kampus.
Menurut DEMA, visi yang disampaikan harus memuat arah pembangunan universitas yang berkelanjutan, dengan penekanan pada penguatan kehidupan akademik dan peran serta mahasiswa secara utuh.
Yazid menambahkan bahwa mahasiswa berharap rektor terpilih nantinya dapat memperkuat ruang gerak Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) sebagai aktor strategis dalam pembangunan kampus.
“Setiap tahapan harus dikawal, karena yang dipertaruhkan bukan hanya posisi rektor, melainkan masa depan universitas. Rektor terpilih nanti harus hadir sebagai pemimpin yang membuka ruang kolektif serta mampu bersinergi dengan mahasiswa, dan memandang ORMAWA sebagai bagian tak terpisahkan dari denyut kampus,” tegasnya.(m.sof)