![]() |
B (tengah) terduga pelaku penipuan yang sempat buron akhirnya berhasil diamankan Unit Reskrim Polsek Cikarang Utara, Sabtu 19 Juli 2015 malam.(foto: ist) |
BEKASI – Setelah buron selama tujuh hari, tersangka berinisial B akhirnya berhasil ditangkap oleh Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Cikarang Utara.
B diduga terlibat dalam kasus penipuan berkedok lembaga penyalur kerja dan kini telah diamankan di Mapolsek Cikarang Utara.
Kapolsek Cikarang Utara, Kompol Sutrisno, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari laporan salah satu korban yang merasa tertipu oleh lembaga penyalur kerja yang beroperasi di wilayah Kecamatan Cikarang Utara.
"Lembaga tersebut menjanjikan pekerjaan kepada para korban dengan syarat menyerahkan sejumlah uang. Namun setelah uang disetor, pekerjaan yang dijanjikan tidak pernah terealisasi," ungkap Kompol Sutrisno kepada wartawan, Sabtu (19/7/2025) malam.
Sebelum melapor ke polisi, para korban sempat mendatangi kantor lembaga tersebut untuk meminta pengembalian uang, namun pengurus LPK tidak ditemukan di tempat. Hal ini membuat para korban berkumpul dan menunggu dalam waktu lama hingga menimbulkan kerumunan.
"Petugas kemudian mengarahkan para korban untuk membuat laporan resmi agar dapat dilakukan proses hukum," sebutnya.
Dari hasil penyelidikan sementara, polisi mencatat sedikitnya 13 orang telah menjadi korban dengan total kerugian bervariasi antara Rp5 juta hingga Rp8 juta per orang. Beberapa korban juga telah menyerahkan bukti transfer kepada pihak kepolisian.
Kompol Sutrisno menyebutkan bahwa lembaga tersebut diduga merupakan LPK bodong, karena tidak terdaftar dalam sistem Online Single Submission (OSS).
"Saya sudah cek di OSS, nama lembaga itu tidak terdaftar. Artinya, legalitasnya tidak ada," tegasnya.
Ia pun mengimbau masyarakat, terutama para pencari kerja, agar lebih waspada terhadap lembaga penyalur kerja yang tidak jelas legalitasnya.
"Jangan mudah tergiur dengan janji pekerjaan yang mensyaratkan pembayaran uang. Pastikan lembaga penyalur kerja tersebut memiliki izin resmi dan kredibel," pungkasnya.
Saat ini polisi masih memburu pengurus lainnya yang diduga turut terlibat dalam kasus tersebut, sekaligus terus mendalami kemungkinan adanya korban tambahan.(sigit)