![]() |
Saat mensholatkan alm KH Muhammad Riduan dengan Imam sholat KH Guru Ahmad Syairaji (foto:ist) |
KANDANGAN- Suasana duka masih menyelimuti masyarakat Hulu Sungai Selatan (HSS) khususnya jajaran Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PC NU) HSS Kalimantan Selatan paska wafatnya salah satu ulama sekaligus tokoh NU HSS KH Muhammad Riduan Basery atau populer dengan nama Guru Kapuh.
Diwartakan sebelumnya KH Muhammad Riduan Basery wafat di usianya yang ke 55 tahun pada hari Rabu (11/8/21) di RSUD H Hasan Basry Kandangan HSS sekira pukul 09.05 WITA kemarin.
Kami seluruh jajaran Pengurus NU dan warga Nahdiyin Kabupaten HSS sangat kehilangan atas wafatnya Ayahanda Guru Kapuh, hal itu disampaikan Sekretaris PC NU Kabupaten HSS Safari Muhammad Sidik kepada beritapembaruan.id, Kamis (12/8/21).
"Sidin (Beliau) merupakan sosok teladan dan penasihat kami baik dalam urusan dunia maupun urusan akhirat, keberadaan beliau merupakan berkah bagi kami," ungkapnya.
Ustadz Safari Muhammad Sidik mengatakan, beliau sempat berpesan untuk benar-benar mengurus NU di Hulu Sungai Selatan khususnya, karena NU merupakan benteng dari ulama dan membangun jiwa-jiwa anak muda dari Banom-banomnya untuk mencintai para ulama.
Ia pun menyampaikan pesan dari Ust Fauzan putra KH Muhammad Riduan Basery atau Abah Guru Kapuh yang disampaikan pada saat setelah pemakaman almarhum.
Ust Fauzan dalam sambutannya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu beliau (alm Guru Kapuh) mulai sakit hingga pemakaman.
"Khususnya kepada Pemkab HSS dan Tim Dokter serta para Nakes yang sudah berjuang untuk kesembuhan beliau (alm Guru Kapuh ), meskipun takdir berkata lain," ungkapnya.
Virus Corona memang benar adanya, kami sekeluarga menyaksikan langsung. "Almarhum selagi hidup selalu menekankan agar kita selalu mentaati anjuran dan kebijakan pemerintah terkait penanggulangan wabah," tandas Ust Fauzan putra KH Muhammad Riduan Basery.
Lanjutnya, Almarhum sudah berusaha menjaga diri dari Covid-19, namun Allah SWT berkehendak lain. Bahkan, di luar keperluan penting Almarhum (KH Muhammad Riduan) tergolong jarang keluar rumah, kecuali memberi makan hewan ternak di samping rumah beliau.
"Terpapar Covid-19 bagi yang sudah berikhtiar menghindarinya bukanlah sesuatu yang aib (bahkan syahid akhirat)," tegas Ust Fauzan dalam sambutannya.
Masih dalam sambutannya, meski Guru Kapuh sudah wafat mendahului kita, janganlah kita melupakan nasihat nasihat dan ilmu-ilmu yang pernah almarhum sampaikan, termasuk yang akhir-akhir ini sering ditekankan, yaitu tentang kepatuhan kita terhadap Prokes (memakai masker, jaga jarak) sebisa mungkin.
"Kita tidak sakit, boleh jadi kita membawa virus kepada orang-orang yang ada di rumah kita," ujarnya.
Semoga Almarhum memperoleh magfirah dan rahmat serta mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.(ron)