 |
| Rapat Satuan Penanganan Masalah Perempuan dan Anak DP3A Kabupaten Tapin bersama DP3A Provinsi Kalsel di Gedung Bhakti Ibu Rantau, Senin (21/12/21)(foto:ist) |
RANTAU - Ketua TP PKK Kabupaten Tapin Hj Ratna Elliyani Arifin Arpan mengaku prihatin dengan masih adanya beberapa kasus yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tapin selama tahun 2021.
Hal itu ia ungkapkan pada Rapat Satuan Penanganan Masalah Perempuan dan Anak di Kabupaten Tapin kerjasama DP3A Tapin dengan DP3A Provinsi Kalimantan Selatan di Gedung Bhakti Ibu Jl Penghulu Rantau, Senin (21/12/21).
Diwartakan sebelumnya di Kabupaten Tapin beberapa waktu lalu masyarakat dihebohkan dengan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pria tokoh masyarakat terhadap dua orang perempuan yang masih dibawah umur. Dan dikabarkan masih ada hubungan keluarga dekat.
Kemudian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak lainnya seperti seorang pria bejat umur 50 tahun yang memperkosa anak di bawah umur dan yang terbaru di bulan Desember 2021 ini dikabarkan kasus pemerkosaan terhadap seorang wanita dibawah umur yang dilakukan oleh tiga orang pria.
Hj Ratna Elliyani Arifin Arpan mengungkapkan rasa keprihatinannya terhadap hal itu dan ia mengajak semua pihak untuk melakukan aksi nyata, salah satunya dengan cara menelisik dan mengidentifikasi akar masalah kenapa beberapa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak seperti itu masih bisa terjadi di Kabupaten Tapin.
Lanjutnya, hasil identifikasi akar masalah atau faktor-faktor penyebab terjadinya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak tersebut, nantinya bisa menjadi dasar untuk satgas PPA sebagai rekomendasi, telaahan atau kajian ilmiah kepada Pemkab Tapin dalam mencari formula tepat penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
"Hal seperti itu tentu sangat diharapkan oleh pemerintah daerah untuk menjadi sebuah pertimbangan dalam membuat kebijakan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Tapin ini," terangnya.(ron)
