 |
| Koordinator Gerak Rizki.(foto:ist) |
KARAWANG - Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018, Reforma Agraria merupakan penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai dengan Penataan Akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia.
Memperingati Hari Tani Nasional ke-62, masyarakat terutama elemen buruh mengharapkan reforma agraria dapat segera terwujud demi peningkatan kesejahteraan petani, dimana para petani memiliki peran penting dalam mencapai kedaulatan pangan di Indonesia.
Namun, hingga saat ini masih sering ditemukan banyaknya konflik pertanahan yang belum terselesaikan seperti fenomena perampasan tanah khususnya di Kabupaten Karawang.
Hal tersebut disampaikan Koordinator Gerakan Rakyat Karawang (GERAK) Rizki saat menggelar aksi di depan Kantor Bupati Karawang, Sabtu 24 September 2022.
"Perampasan tanah makin banyak terjadi, khususnya di Kabupaten Karawang, rakyat diiming-imingi oleh oligarki sehingga menjual tanahnya dengan harga murah," jelas Koordinator GERAK Karawang, Rizki kepada beritapembaruan.id, Sabtu (24/9/22).
Dirinya menilai bahwa idealnya pendistribusian tanah seharusnya dapat memperbaiki ketimpangan kepemilikan tanah itu sendiri. Ketimpangan yang dimaksud dapat dilihat dari kondisi di mana buruh tani yang merupakan pekerja lepas tetap berpenghasilan rendah dibandingkan dengan pihak pemilik tanah.
Menurutnya, reforma agraria juga perlu ditopang dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menyediakan pupuk murah bagi petani, terutama untuk mendukung kegiatan bercocok tanam. Apabila harga barang mahal maka akan cenderung untuk impor, sehingga dapat menghambat tercapainya kedaulatan pangan.
"Hal tersebut merupakan jawaban dari tantangan kedaulatan pangan. Karena apabila tidak seperti itu, kita akan selalu ketergantungan pada impor," tandasnya.[ANA].
