Iklan

Iklan

Miris, Pesta Demokrasi Diambang Pintu, Janji Politik bagi Para Lansia hanya Pepesan Kosong

BERITA PEMBARUAN
25 Februari 2023, 13:02 WIB Last Updated 2023-02-25T06:02:33Z
Rumah Lansia di Dusun Lianain Desa Naitimu Kecamatan Tasbar Kabupaten Belu, NTT yang belum tersentuh pemerintah, Kamis (23/2/2023.(foto:Jo)


BELU, NTT - Setiap lima tahun para lansia ini selalu tahu kewajiban mereka sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki hak pilih seperti warga lain pada umumnya.


Sekalipun mereka tahu, janji politik yang menjadi alat untuk para politikus melenggang bebas ke kursi panas hanyalah sebuah slogan, dan mimpi di siang bolong bagi mereka.


Namun ketika pesta demokrasi tiba, mereka selalu menghargai undangan untuk datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) memberi pilihan bagi para calon legislatif maupun eksekutif.


Sepintas terlihat sejumlah lansia di Dusun Lianain, Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat (Tasbar) Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menghuni gubuk reyot dengan keadaan yang sangat tidak layak.


Bahkan belasan lansia tersebut ada beberapa yang tidak memiliki rumah untuk dihuni. Dengan kehidupan ekonomi yang kian susah membuat para lansia ini terus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anak hingga cucunya.


Salah satu gubuk reot yang didatangi awak media terdapat lima anggota keluarga yang menghuni gubuk berukuran 3x4 meter tersebut tanpa kamar tidur.


Dengan kondisi tersebut, nampak anak-anak yang masih berada di bangku sekolah dasar tersebut harus menerima kondisi dengan senyuman yang menyakitkan.


"Kami ada lima orang tinggal disini yaitu bapak, mama dan adik-adik saya," kata salah salah satu anggota keluarga lansia yang tinggal di gubuk reot tersebut. 


Kepada beritapembaruan.id, Kamis (23/02/2023) di gubuknya, dengan polos Bunga menceritakan kondisi kehidupan keluarganya yang keras melawan kehidupan di zaman sekarang.


"Kalau malam tidur sama-sama, gubuk seperti ini tanpa kamar tidur dan saya belajar pun dengan kondisi begini seadanya, kadang pakai lilin atau pelita," ujar Bunga.


Selain itu salah satu RT Dusun Lianain Anton membenarkan kondisi yang dialami belasan lansia tersebut. Hingga kini belum ada yang tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.


"Sampai sekarang mereka belum mendapat bantuan dari pemerintah, kami selalu mengusulkan hampir setiap tahun, namun tidak pernah ada realisasi," ungkap penghuni rumah reot Anton.


Menelisik kebelakang dengan janji-janji politik pejabat sekarang (Bupati Agus Taolin dan Wakil Bupati Belu Aloysius Haleserens) saat berkampanye sebelum menjabat akan memberikan bantuan rumah layak huni. Namun hingga kini hanya sebuah dongeng belaka atau ibaratkan mimpi di siang bolong bagi mereka.

 

"Kini pesta Demokrasi diambang pintu,  kami berharap pemilu yang akan datang bisa melahirkan pemimpin yang betul memperhatikan realita masyarakat kecil," ujar seorang lansia.(Jo)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Miris, Pesta Demokrasi Diambang Pintu, Janji Politik bagi Para Lansia hanya Pepesan Kosong

Terkini

Topik Populer

Iklan