![]() |
Ketua DPC MKGR Kabupaten Deli Serdang Gandhy Panigoro.(foto: istimewa) |
DELI SERDANG - Jelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sumatera Utara, dinamika internal partai mulai menghangat. Ketua DPC Ormas MKGR Kabupaten Deli Serdang, Gandhy Panigoro, menyuarakan pandangan strategis terkait arah dan kepemimpinan baru Golkar Sumut yang dinilai krusial untuk mengembalikan kekuatan politik partai di daerah.
Menurut Gandhy, Musda kali ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan momentum penting untuk memperkuat posisi Partai Golkar sebagai kekuatan penopang pembangunan di Sumatera Utara.
Ia menilai, Golkar harus berada di garis depan mendukung pemerintahan Gubernur Sumut, M. Bobby Afif Nasution.
“Pemerintahan Gubernur Bobby adalah representasi semangat perubahan dan kemajuan Sumatera Utara. Golkar semestinya hadir sebagai kekuatan utama yang memperkuat kebijakan pembangunan, bukan hanya mengamati dari jauh,” ujar Gandhy dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).
Gandhy menekankan bahwa figur Ketua DPD Golkar Sumut ke depan harus mampu memahami dinamika politik lokal sekaligus memiliki kepekaan terhadap prioritas pembangunan daerah.
Ia juga menyoroti pentingnya pemimpin yang menjunjung tinggi prinsip PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tidak Tercela).
“Pemimpin Golkar ke depan tidak cukup hanya kuat secara struktur, tapi juga matang secara politik. Loyal kepada partai dan perjuangan bersama pemerintahan yang sah, bukan loyal kepada kepentingan pribadi,” tegasnya.
Dalam pandangannya, sosok Hendriyanto Sitorus, Ketua DPD Golkar Labuhanbatu Utara yang juga menjabat sebagai Bupati, dinilai sebagai figur ideal untuk memimpin Golkar Sumut.
Gandhy menilai dukungan terbuka dari DPD Golkar Labura kepada Hendriyanto mencerminkan tajamnya kesadaran kader dalam membaca arah politik.
“Ini bukan soal siapa yang kita dukung semata, tapi tentang siapa yang mampu menjaga marwah partai dan menyatukan visi dengan semangat perubahan yang dibawa Gubernur Bobby,” ujarnya.
Gandhy juga menyoroti absennya Ormas MKGR dalam struktur kepengurusan DPD Golkar Deli Serdang saat ini, yang menurutnya merupakan preseden buruk dalam sejarah lokal partai.
“MKGR adalah organisasi yang melahirkan Golkar. Ketika tidak diakomodir, itu mencerminkan kepemimpinan sebelumnya telah menjauh dari kultur kekaryaan yang menjadi fondasi partai ini,” tegasnya.
Ia pun menyerukan agar Musda kali ini menjadi ajang kontestasi yang sehat dan bermartabat, demi mengembalikan Golkar ke khitahnya sebagai partai pembangunan.
“Golkar harus kembali menjadi partai kader, partai rakyat, dan partai penggerak pembangunan. Musda ini adalah kesempatan emas untuk menunjukkan bahwa Golkar hadir untuk bersinergi, bukan berseberangan,” pungkas Gandhy.(Rizky Zulianda)