![]() |
| Warga Shofie Residence Desa Sukasari Kecamatan Purwasari Karawang saat menggelar musyawarah dan membentuk Forum Persatuan Warga, Minggu 7 Desember 2025.(foto: mu) |
KARAWANG – Warga Perumahan Sofie Residence, Desa Sukasari, Kecamatan Purwasari, merespons cepat berbagai persoalan perubahan lingkungan dan fasilitas permukiman yang dinilai belum sesuai regulasi maupun kebutuhan masyarakat.
Berbagai fasilitas sosial (pasos) dan fasilitas umum (pasum) dianggap belum memadai meski jumlah warga terus bertambah.
Sebagai langkah memperjuangkan hak-hak warga, dibentuklah Forum Persatuan Warga Perumahan Sofie Residence (FPW-PSR) yang menjadi wadah aspirasi dan advokasi terhadap pihak pengembang maupun instansi pemerintah.
Ketua FPW-PSR, Mardiman Ujung, menjelaskan bahwa sejumlah fasilitas yang seharusnya tersedia masih jauh dari standar, padahal kawasan tersebut kini telah memiliki tiga Rukun Tetangga (RT).
“Setelah kami menyurati secara resmi, pihak PUPR Karawang turun melakukan audit ke lokasi dan mereka mengaku kaget melihat temuan di lapangan,” ujar Mardiman Ujung.
Ia mengungkapkan, meski pembangunan tahap empat sudah berjalan, pihak PUPR menyatakan belum menerima site plan baru dari pengembang. Bahkan laporan yang diterima masih sebatas pengerukan lahan.
Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Perdana FPW-PSR yang digelar Minggu, 7 Desember 2025, di Sekretariat FPW-PSR dan dihadiri perwakilan warga serta para ketua RT.
Pada kesempatan itu, Mardiman Ujung mengajak seluruh warga untuk tetap solid dan bersatu memperjuangkan hak-hak mereka.
“Kita ketahui bersama, sudah tiga kali pergantian manajemen developer terjadi, dan setiap pergantian selalu meninggalkan permasalahan,” ujarnya.
Beberapa persoalan yang kini dihadapi warga antara lain belum tersedianya Ruang Terbuka Hijau (RTH), lampu penerangan umum yang masih bergantung pada swadaya warga, serta belum diterbitkannya SPPT PBB bagi penghuni.(rls)


