Ruang Kelas yang biasa dipergunakan belajar kelas 2 SDN Bayur Kidul 1 ambruk menimpa rumah warga, Sabtu (9/10/21) malam (foto:ist) |
KARAWANG - Ruang kelas yang biasa dipergunakan untuk belajar kelas 2 SDN Bayur Kidul 1 Kecamatan Cilamaya Kulon Karawang ambruk disaat simulasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai diadakan.
Padahal pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan sekitar enam bulan yang lalu melalui Korwilcambidik Cilamaya Kulon, bahkan sudah mengajukan proposal ke Disdikpora.
Akibat ambruknya bangunan sekolah tersebut, menyebabkan salah satu rumah milik Casdam yang berdekatan mengalami kerusakan di bagian atap rumah.
Menurut keterangan pemilik rumah bahwa kejadian ambruknya bangunan sekolah itu terjadi pada hari Sabtu malam pukul.18.30 Wib. Saat kejadian terjadi tidak ada warga yang berada di lokasi ambruknya bangunan sekolah tersebut.
"Alhamdulillah tidak ada warga yang menjadi korban, karena sudah jaga-jaga sebelumnya. Berawal dari genteng yang jatuh dari atap bangunan sekolah, akhirnya saya bersama warga ber-inisiatif untuk menutup akses jalan memakai bambu yang disediakan dari sekolah di sebelah selatan, utara dan arah depan," terangnya.
"Tak lama berselang sekitar 20 menit setelah ditutup-nya akses jalan, ambruk-lah bangunan sekolah tersebut," imbuh Casdam.
Pihak sekolah menyesalkan kejadian tersebut dan merasa bertanggung jawab akibat ambruknya bangunan sekolah yang menimpa bagian atas rumah milik Casdam. Akhirnya pihak sekolah memberikan sejumlah uang sebagai bentuk ganti rugi yang telah ditimbulkan dari ambruk-nya bangunan sekolah tersebut yang diperkirakan sekitar 1 juta rupiah.
Kabid Pendidikan SD Disdikpora Hj. Yani Heryani mengungkapkan, bahwa dirinya sudah ke Bappeda untuk mencari CSR andai ada anggaran yang bisa dikucurkan dalam waktu dekat ini, mengingat ini sangat emergency.
Kemudian Bappeda meminta untuk mengecek lokasi demi bisa memperkirakan berapa ruangan yang memang harus dibenahi. Karena memang tidak bisa hanya memperbaiki ruangan yang ambruk-nya saja.
"Jadi kita lihat CSR mana yang anggarannya untuk tahun ini. Kalau tahun depan jelas kita anggarkan untuk sekolah ini, baik itu ke APBD duluan atau ke PUPR," terangnya.
Sementara kata Yani, dari tahun 2021 jumlah ruang kelas yang rusak ada 1200, yang diawal rusak ringan dan selama 2 tahun tidak digunakan akhirnya rusak berat. Itu sudah dilaksanakan oleh PUPR di tahun 2021 ini, dan sisanya ada hampir 900 ruang kelas.
Pemetaan di tahun 2022 tidak mungkin bisa dilaksanakan perbaikan semua, jadi kita petakan untuk dibagi menjadi 3 tahun.
"Saya sudah punya data nih, dari teman-teman korwil sebagai skala prioritas untuk bisa kita laporkan, segera itu akan dilaksanakan. Mungkin prioritas Karawang itu rehab dan beasiswa," imbuh Yani.
Kepala sekolah SDN Bayur Kidul 1 Akhmad Holili menjelaskan bahwa terkait ambruknya bangunan sekolah terjadi pada hari Sabtu 9 Oktober 2021 pukul.18.30 dan warga langsung melaporkanya, setelah dipantau hanya 1 ruangan yang ambruk yaitu ruang kelas 2.
"Dampaknya ke bangunan ruang kelas di sebelahnya, ada yang retak-retak dan atapnya bolong, khawatir akan ambruk juga," ujarnya.
Berdasarkan informasi dari Kepala sekolah SDN Bayur Kidul 1 Akhmad Holili bahwa bangunan ruang kelas 2 yang ambruk tersebut dibangun pada tahun 2010. Sedangkan bangunan ruang kelas 3 di sebelahnya dibangun pada tahun 2006.
Akhmad melanjutkan, bahwa dirinya sudah mengajukan proposal sejak 6 bulan lalu melalui Korwilcambidik Kecamatan Cilamaya Kulon. Namun, belum juga diperbaiki dengan alasan tidak ada anggaran karena masih pandemi Covid-19, hingga terjadinya atap dan bangunan sekolah ambruk.
"Untungnya tidak ada korban jiwa sewaktu kejadian, hanya menimpa atap rumah warga (pak Casdam) di sebelahnya. Adapun kerugian yang dialami diperkirakan sekitar 1 juta rupiah dan sudah diganti rugi oleh pihak sekolah," tegas Akhmad.
Korwilcambidik Cilamaya Kulon Hj. Popon Epon tak banyak bicara dan hanya membenarkan apa yang disampaikan Kepala sekolah SDN Bayur Kidul 1 Akhmad Holili.(rls/red)