| Ketua Front Persaudaraan Islam (FPI) Karawang Ustadz Tomi Miftah Faried.(foto: ist) |
"Kami mengucapkan syukur alhamdulillah. Semula kami dari Karawang akan ikut menjemput juga, menjemput dari rutan Bareskrim Mabes Polri," ungkap Ustadz Tomi kepada media ini di kediamannya.
Tapi, lanjut dia, karena ada himbauan dari pusat tidak boleh, untuk menjaga kondusivitas karena masih pandemi maka kami tidak melakukan kegiatan penjemputan tersebut.
"Semula kami akan mengadakan penjemputan atas pembebasan beberapa pimpinan kami sebut tadi. Namun demikian, kami dari Front Persaudaraan Islam Karawang sangat bersyukur para pimpinan kami tersebut sudah bebas," tegas Ustadz Tomi.
Disinggung soal kebebasan para mantan Petinggi FPI dan program kedepan, Ustadz Tomi menyampaikan bahwa untuk program FPI Karawang sendiri tidak berpengaruh terlalu banyak karena memang Karawang tidak bergantung pada individu. Di Karawang punya kebijakan sendiri dan Pusat juga punya sistem dan mekanisme tersendiri bagaimana ketika tidak ada pimpinan ataupun ketika ada pimpinan.
"Dan kebetulan yang hari ini dibebaskan beliau-beliau itu. Saya juga belum tahu apakah masuk atau tidak ke dalam kepengurusan yang baru, kecuali Kyai Haji Sobri Lubis memang masuk sebagai Dewan Penasehat DPP FPI tapi yang lain belum saya lihat," bebernya.
Masih kata dia, hari ini kita konsentrasi pada 3 hal yakni pendidikan dakwah dan aksi sosial, maka hari ini kami bergerak dalam hal tersebut. Dalam bidang dakwah kami mengadakan pengajian-pengajian rutin.
"Alhamdulillah pengajian ini terus berjalan, dalam bidang pendidikan kami bekerjasama dengan beberapa pondok pesantren di Karawang maupun diluar Karawang. Ada beberapa siswa-siswa dan anak-anak kader, anak-anak yatim yang dipondokkan secara gratis dan kami tanggung biayanya," ungkap Ustadz Tomi.
Kemudian, lanjut dia, dalam bidang sosial hari ini kami sedang mempersiapkan untuk mengantisipasi bencana banjir. Karena kita ketahui sebentar lagi sepertinya musim hujan.
"Dalam sejarahnya tidak pernah satu tahun pun Karawang bebas dari banjir, tidak pernah, karena kami melihat seperti itu. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, kami hari ini sudah mempersiapkan pelatihan-pelatihan, kami akan membeli peralatan-peralatan baru untuk menanggulangi banjir seperti penambahan pembelian perahu," jelasnya.
"Kami akan menambah lagi pembelian perahu di bulan ini. Nanti ketika penghujung musim penghujan turun, kemudian ketika terjadi bencana, kami sudah siap-siap. Jadi bukan sedia payung sebelum hujan, tapi kami sedia perahu sebelum hujan," tandas Ustadz Tomi Miftah Faried yang memiliki pengalaman sebagai pendidik.[Ari/RM]

