Koordinator KPK-APP Kalimantan Selatan Aliansyah, (foto: ist) |
RANTAU - Buntut tidak ada titik temu dari aksi unjuk rasa pekerja tambang dan sopir truk mereka berencana bakal geruduk Polda Kalsel di Banjarmasin.
Diperkirakan sebanyak tiga ribu para pekerja pelabuhan dan sopir truk bakal menggeruduk Kantor Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan.
Pasalnya mereka buruh, sopir dan pekerja tambang merasa diberikan harapan palsu (PHP) oleh pihak Kepolisian Daerah (Polda) Kalsel.
Hal itu disampaikan Koordinator Kelompok Pemerhati Kinerja Aparatur Pemerintah dan Parlemen (KPK APP) Kalsel Aliansyah melalui sambungan telpon kepada beritapembaruan.id, Jumat (1712/21)
"Mereka, buruh, sopir dan pekerja tambang seperti, ini seperti di PHP," ucapnya.
Kenapa seperti di PHP lanjut Aliansyah, karena kemarin waktu demo kami, ada informasi, bahwa Kapolda memerintahkan untuk membuka Police Line.
"Bahkan malam-malam, saya dikabarin bahwa ada perintah Kapolda supaya dibuka, jadi sampai hari Senin (21/12/21) tidak dibuka police line, mereka tidak percaya lagi dengan Polda," tandasnya.
Selanjutnya, Informasi yang kami dapat pada hari Kamis kemarin yang disampaikan temen-temen Polda bahwa police line itu akan dilepas, akan dibuka.
"Namun, sampai hari ini (Jumat 17/12) tidak ada, tidak dibuka," ucap Aliansyah
Tuntutan kami lanjut Aliansyah, bila Kapolda tidak mampu menyelesaikan persoalan yang ada di Rantau ini, kami akan berangkat ke Jakarta ke Jalan Trunojoyo (Mabes Polri) untuk meminta, apa yang menjadi amanat Presiden kepada Kapolri untuk mencopot Kapolda yang tidak bisa mengamankan investasi di daerahnya.
"Dan kita akan demo ke Istana Presiden," tegasnya.(ron)