 |
| Marak spanduk yang bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' seperti terpajang di Jalan Diponegoro Kota Bandung, Rabu (18/1/22)(foto : ist) |
BANDUNG - Buntut pernyataan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung menindak salah satu Kajati yang menggunakan bahasa Sunda berbuntut panjang.
Di Kota Bandung kini marak spanduk bertuliskan Arteria Dahlan musuh orang Sunda muncul di Kota Bandung
Spanduk dengan ukuran 4 x 6 meter tersebut bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' terpajang di Jalan Diponegoro.
Foto spanduk dengan bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' diunggah akun Instagram @infojawabarat pada Rabu (19/1/22) dengan disukai ribuan warganet.
Sementara spanduk bertuliskan 'Arteria Dahlan Musuh Orang Sunda' belum diketahui sejak kapan spanduk tersebut terpasang.
Warganetpun kepo langsung menyerbu kolom komentar akun @infojawabarat.
"kader banteng ya??? Hhhhmmm ya wajar lah merasa kuat," tulis warganet.
"Hade orang Sunda mah gede kawanina tong hayang dipecah belah Indonesia dah beragam adat dan budaya," terang warganet lainnya.
"Sunda bersatu ulah gentar ku hiji jelema,"ujar Warganet yang lain juga.
Bahkan sebelumnya juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bereaksi meminta kepada Arteria Dahlan untuk menyampaikan permohonan maaf kepada orang Sunda.
Sebelumnya heboh pernyataan Arteria Dahlan bermula ketika dia mendesak Jaksa Agung ST Burhanuddin mencopot seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) karena menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.
Desakan pencopotan Kajati yang rapat menggunakan bahasa Sunda, disampaikan Arteria Dahlan dalam Rapat Kerja Komisi III dengan Jaksa Agung, Selasa (18/1/22).
Pernyataan tersebut keluar saat Arteria menyampaikan sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat di Indonesia.
Salah satunya, dia menginginkan Kejaksaan Agung (Kejagung) bersikap profesional dalam bertugas.
"Ada kritik sedikit Pak JA (Jaksa Agung), ada Kajati, Pak, dalam rapat, dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda, ganti Pak itu," ujar Arteria di dalam rapat.
Menurutnya, seorang Kajati harus menggunakan bahasa Indonesia saat rapat agar tidak terjadi salah persepsi.
"Jadi orang takut, kalau ngomong pakai bahasa Sunda, jadi takut. Ini ngomong apa dan sebagainya," ujarnya disambut tawa beberapa koleganya.
Arteria menuntut Jaksa Agung menindak tegas Kajati yang berbahasa daerah di dalam rapat itu.
"Kami mohon sekali yang seperti ini dilakukan penindakan tegas," katanya.(lez/*)
