![]() |
Warga Bakab Ngantai yang mengeluh pencemaran udara yang berbau dengan jeleknya kualitas air di Desa Dawuan Tengah |
KARAWANG - Warga di Desa Dawuan Tengah, khususnya di Dusun Bakan Ngantai, menghadapi masalah serius terkait dengan kualitas udara dan pasokan air yang memburuk selama musim kemarau.
Warga sekitar PT. Pupuk Kujang, termasuk Shd (60), mengungkapkan bahwa bau tak sedap sering kali tercium pada jam-jam tertentu, terutama ketika angin berhembus ke arah kampung Bakan Ngantai.
Selain bau tak sedap, masalah lain yang dirasakan oleh warga adalah kualitas air yang tidak memadai untuk keperluan sehari-hari. Shd melaporkan bahwa air mandi seringkali menyebabkan gatal pada kulit.
Lebih parahnya, pasokan air menjadi terhambat selama musim kemarau seperti sekarang. Bahkan saat hujan, limbah yang berasal dari selokan di sekitar pabrik tampak meluap dan masuk ke rumah warga, ditandai dengan warna air yang merah.
Shd ini menjelaskan, kami berharap perusahaan dapat memberikan bantuan, karena masalah ini telah berlangsung cukup lama. Terlebih lagi, kondisi ini sangat mengganggu, terutama bagi anak-anak balita.
Namun demikian, pihak PT. Pupuk Kujang belum memberikan bantuan atau respons yang memadai kepada warga di sekitar kampung tersebut.
Kepala Desa Dawuan Tengah H.Jejen Arifin, ketika dikonfirmasi oleh media, menyatakan bahwa ia belum mendengar keluhan langsung dari warga. Meski begitu, Kepala Desa mengakui bahwa bau yang tercium berkaitan dengan PT. Pupuk Kujang.
Sementara untuk masalah air yang menyebabkan gatal, Kepala Desa belum memiliki sampelnya. Ia mengatakan bahwa biasanya informasi tentang bau dan masalah lainnya dari PT. Pupuk Kujang disampaikan oleh warga kepada perusahaan.
Terkait dengan kesehatan, pemerintah desa telah mengajukan permohonan bantuan untuk warga yang terdampak. Wilayah tersebut memang memiliki risiko yang tinggi karena dekat dengan pabrik. Namun, pembebasan lahan menjadi pilihan yang rumit. Jika tanah dilepaskan, warga hanya akan mendapatkan kompensasi atas rumah mereka, sementara tanah tetap menjadi kepemilikan pemerintah desa.
Kepala Desa menegaskan bahwa ia tidak pernah mendistribusikan tanah kepada warga. Ia juga menyebutkan bahwa di wilayah tersebut ada dua jenis kepemilikan lahan tanah desa dan hak milik.
Sementara bau yang tercium dan masalah kebocoran limpahan air masih menjadi perhatian utama. Meskipun telah ada pengajuan bantuan kesehatan, realisasinya belum ada.
Kepala Desa mengklarifikasi bahwa perusahaan belum memberikan bantuan seperti vitamin kepada warga. Warga yang terdampak dijanjikan akan mendapatkan pengobatan gratis dari PT. Pupuk Kujang. Masalah kebocoran limbah air diduga berasal dari pabrik tersebut.(kry)