Iklan

Iklan

Ada, Belum Ada

BERITA PEMBARUAN
12 Desember 2023, 13:15 WIB Last Updated 2023-12-12T10:23:16Z


Oleh : M. Idris Hady


Amatan publik, bahwa Gerakan Mahasiswa telah PUDAR melihat situasi dan kondisi politik dalam negeri, mulai terhapus, sebab pelan tapi pasti, geliat para mahasiswa mulai muncul dan berani menyuarakan hal-hal mendasar atas ketimpangan politik dalam negeri. Sekalipun masih terbilang biasa-biasa saja. 


Bahwa persepsi publik pada saat sebelumnya, gerakan dari kalangan mahasiswa telah 'pudar' tidak bisa juga untuk langsung dibantah. Sebab setiap aksi dalam menyikapi kebijakan atau bahkan keputusan pemerintah, yang muncul bereaksi adalah kalangan keagamaan yang rata-rata berusia sepuh sebagai pimpinan aksi, serta dari kelompok emak-emak


Kenyataan ini yang telah menimbulkan kekecewaan yang mendalam, sehingga riuh saling berbisik dengan ungkapan 'karena sedang konsentrasi belajar, jadi sekarang gantian, kami yang sepuh-sepuh bereaksi bersama emak-emak'.


Kini kalangan mahasiswa mulai menggeliat, contoh kecil yang dilakukan di Surabaya, yaitu Gerakan Mahasiswa Selamatkan Demokrasi (Gemas'D) yang diselenggarakan oleh Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya (06/12/23).


Bukan ingin menyampaikan bahwa Kampus-kampus lain tidak menyelenggarakan, tapi substansi judul telah mengandung makna yang cukup tajam. Sekalipun belum bisa disebut keberanian kolektif Kalangan mahasiswa secara nasional.


Gerakan lainnya yang diselenggarakan oleh para mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa UGM (08/12/23) dalam acara diskusi bertajuk Rezim Monarki, Ambruknya Konstitusi dan Kokohnya Politik Dinasti. Ketua BEM UGM mengenalkan dirinya Gielbran Muhammad Nur dan bukan Gibran, yang secara terang-terangan menyebut Gibran anak haram konstitusi dan dirinya (Gielbran M Noor) bisa menang Ketua BEM tanpa bantuan paman. 


Acara itu telah menggambarkan bahwa ternyata kalangan mahasiswa sekarang mulai gerah dan bangkit dan mudah-mudahan merata di berbagai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.


Yang jadi pertanyaan adalah, pertama, Apakah gerakan itu sebatas kalangan mahasiswa itu-itu saja atau menjelma menjadi Gerakan Mahasiswa di seluruh pelosok negeri.


Kedua, lantas apakah gerakan itu hanya dimiliki oleh Kalangan mahasiswa saja atau akan muncul juga gerakan dari kalangan organisasi kepemudaan (atau memang organisasi Kepemudaan kini telah juga 'sirna' gerakannya?).


Ketiga, apakah akan muncul juga gerakan dari organisasi lainnya seperti para LSM?


Keempat, pertanyaan yang paling inti adalah, apakah gerakan itu hanya dalam bentuk orasi dan diskusi saja atau ungkapan lain yang disebut NATO (No Action Talk Only).


Kalau gerakan itu muncul seperti sekarang ini dan biasa-biasa saja, maka sebenarnya gerakan itu ADA tapi hanya serpihan kecil saja dan belum atau tidak dibarengi oleh gerakan dari Elemen masyarakat lainnya alias BELUM ADA, karena selain kalangan mahasiswa, kalangan lainnya berprinsip Sabodo Teuing (masa bodo_ red), atau kalangan lainnya seakan BELUM MERASAKAN APA YANG DIRASAKAN oleh Kalangan mahasiswa. Padahal kalangan mahasiswa dapat merasakan apa yang dirasakan oleh kalangan masyarakat.


"Ruangan tertentu mendapatkan tekanan tertentu, melebihi dari kapasitas tertentu, tidak mustahil akan terjadi sebuah ledakan" (hukum Boyle).


"Sesungguhnya Kolam itu tidaklah dalam, tapi karena kakinya pendek, maka jadilah terasa dalam dan bisa menenggelamkan"(kang Endis)


Penulis adalah Sekjen Aliansi Damai Anti Penistaan Islam (ADA API)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ada, Belum Ada

Terkini

Topik Populer

Iklan