![]() |
Hampir seratus wartawan Karawang menandatangani spanduk bertuliskan 'Boikot KDM' sebagai bentuk protes pada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Lapak Ngopi Karawang, Senin 7 Juli 2025.(foto: rm) |
KARAWANG - Puluhan wartawan dari sepuluh organisasi pers di Kabupaten Karawang menggelar aksi protes terhadap pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Aksi tersebut berlangsung di Lapak Ngopi, Jalan Panatayuda, Karawang, pada Senin (7/7/2025) sore.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Aliansi Wartawan Karawang dan Forum Jurnalis Media Karawang itu turut dihadiri aktivis senior Imran Rosadi serta Ketua Umum Garda Pasundan.
Protes dilatarbelakangi pernyataan Gubernur Dedi yang disebut mengimbau pejabat daerah untuk tidak bekerja sama dengan media. Pernyataan itu dinilai menyudutkan dan merendahkan profesi jurnalis, khususnya di Karawang.
CEO Lintas Karawang, Nurdin Syam, yang akrab disapa Mr. Kim, menyampaikan rasa kecewa dan keberatannya atas pernyataan tersebut.
"Kami tidak pernah memusuhi KDM. Bahkan kami sempat mendukungnya saat mencalonkan diri sebagai gubernur. Tapi tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, KDM di hadapan para OPD justru mengimbau agar tidak bekerja sama dengan media," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pihaknya meminta Gubernur Dedi untuk mencabut pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada insan pers, khususnya di Karawang.
"Kalau tidak ada permintaan maaf dan pencabutan pernyataan, kami bersama hampir seratus wartawan yang hadir akan memboikot semua kegiatan yang berkaitan dengan Gubernur Dedi," tegas Mr. Kim.
Senada dengan itu, wartawan senior Romo Hartono juga menyuarakan kekecewaannya terhadap ucapan Gubernur Dedi.
Ia menilai, sebagai kepala daerah, Dedi Mulyadi seharusnya menjaga hubungan baik dengan media yang turut berperan dalam perjalanan karier politiknya.
"Apakah dia sudah merasa sangat berkuasa dan lupa bahwa media juga punya andil membesarkan namanya?" sindirnya.
Romo juga mengingatkan bahwa kerja jurnalistik dilindungi oleh Undang-Undang Pers, dan sikap anti-media tidak sejalan dengan semangat demokrasi.
"Mungkin dengan aksi boikot ini, Gubernur Dedi bisa belajar bahwa sehebat apa pun seseorang, tetap membutuhkan pihak lain. Bahkan seorang raja pun tidak bisa berjalan sendiri," tandasnya.
Aksi damai ini ditutup dengan seruan solidaritas antar jurnalis untuk terus menjaga marwah profesi dan kebebasan pers di Indonesia. Dan juga menandatangani spanduk bertuliskan "Boikot KDM'.(Firzan)