![]() |
| Ketua Serikat Tani Karawang, Deden Sopyan. |
KARAWANG — Program penertiban bangunan liar dan normalisasi saluran tersier di wilayah Interchange Karawang Barat yang digagas Kepala Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, Jujun Junaedi, menjadi perhatian publik. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko banjir yang selama ini melanda sejumlah desa di kawasan tersebut.
Normalisasi dilakukan dengan membongkar bangunan liar yang menghalangi aliran air serta membersihkan saluran tersier yang diduga mengalami pendangkalan. Program ini juga disebut mendapat dukungan Gubernur Jawa Barat KDM sebagai bagian dari penataan tata ruang dan pengendalian lingkungan di area strategis Karawang Barat.
Di lapangan, aparat desa bersama pihak terkait mulai mengerjakan pembersihan dan pelebaran aliran air pada saluran tersier untuk memastikan fungsi drainase kembali optimal.
Namun, langkah ini menuai kritik dari Ketua Serikat Tani Karawang, Deden Sopyan. Ia menilai pekerjaan normalisasi tidak menyentuh titik utama penyebab banjir karena dimulai dari hilir, bukan dari hulu.
“Kalau memang serius menormalkan saluran tersier, harusnya dari hulu dulu. Pendangkalan paling parah ada di bagian atas. Kalau hulunya tidak dibenahi, air tetap akan meluap,” ujar Deden, Sabtu (22/11/2025).
Sementara itu, Pemerintah Desa Wadas menegaskan normalisasi dilakukan bertahap. Tahap awal difokuskan pada area hilir karena lokasi tersebut paling dekat dengan permukiman warga dan menjadi titik banjir terbesar.
Pemerintah desa menyampaikan bahwa penataan ini penting untuk mencegah banjir sekaligus mendukung penataan kawasan strategis yang berdekatan dengan jalan nasional dan kawasan industri.
Warga sekitar berharap pengerjaan normalisasi saluran tersier dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan. Mereka menilai banjir selama ini menimbulkan kerugian besar, sehingga pembenahan drainase menjadi kebutuhan mendesak.
Aktivis lingkungan juga menyoroti pentingnya pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir dalam penanganan banjir. Pendekatan ini dinilai lebih efektif untuk memastikan aliran air tetap terkendali dan tidak menimbulkan masalah lanjutan di kemudian hari.
Publik menantikan langkah lanjutan dari desa, pemerintah daerah, dan pihak terkait lainnya. Program normalisasi saluran tersier diharapkan menjadi solusi nyata mengatasi banjir menahun serta memberikan dampak positif bagi warga. (*)
