Iklan

Iklan

Ponpes Miftahul Khoirot Fasilitasi JQH NU Karawang dan Hafidz Musyawarah Pemberdaya Sadesha

BERITA PEMBARUAN
24 April 2022, 15:28 WIB Last Updated 2022-04-24T12:42:35Z
H. Fasyni (kanan) Kiyai Agus Abdulloh (tengah) Ustadz Hasan Mustofa (kiri) di Ponpes Miftahul Khoirot Cilamaya Kulon, Karawang, Sabtu 23 April 2022 malam.(foto:Mus)


KARAWANG - Tidak terdaftarnya kembali beberapa hafidz dan hafidzoh senior alumni Pondok Pesantren Miftahul Khoirot Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Jawa Barat sebagai pemberdaya dalam program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) tahun 2022 yang sempat ramai diperbincangkan kini sudah mereda. 


Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Miftahul Khoirot Kiyai Agus Abdulloh, memfasilitasi para alumni yang tidak terdaftar kembali sebagai pemberdaya untuk bertemu dan berbicara langsung dengan pelaksana program Sadesha di Kabupaten Karawang yaitu Jamiatul Quraa wal Huffadz (JQH) NU Kabupaten Karawang. 


Acara pertemuan dilaksanakan di kompleks Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Miftahul Khoirot Desa Manggungjaya, Sabtu (23/4/22) malam.


Perwakilan JQH NU Karawang yang hadir adalah H. Muhammad Ammar Fasyni sebagai sekretaris JQH NU Karawang dan Ustadz Hasan Mustofa sebagai koordinator Sadesha Kabupaten Karawang.


Sedangkan para hafidz yang tidak terdaftar sebagai pemberdaya yang hadir di antaranya, Ahmad Sodik, Dadan, Hasan Hariri dan Jajang Hamzah. Yang bertindak sebagai moderator yaitu Ustadz Ahmad Saefulloh Al Hafidz. 


Dalam kesempatan tersebut Kiyai Agus Abdulloh sebagai tuan rumah menyampaikan terima kasih atas kedatangan pengurus JQH NU Karawang ke Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Miftahul Khoirot. 


"Terima kasih atas kedatangan Kang H. Fasyni dan Kang Hasan, mudah-mudahan pertemuan ini jadi wasilah jalan keluar dari polemik yang terjadi sekarang," ungkap Kiyai Agus. 


Lanjut Kiyai Agus, sebagai pimpinan Pondok Pesantren pihaknya menerima aduan dari beberapa alumni yang hafidz Qur'an dicoret sebagai pemberdaya program Sadesha. 


"Karena saya tidak tahu mengenai pencoretan tersebut maka dalam pertemuan ini kami mendapat penjelasan mengenai hal tersebut," terangnya. 


H. Fasyni menjelaskan bahwa sebetulnya sudah kami sampaikan pengenai adanya pengurangan atau penyesuaian penerima program Sadesha ini. 


"Saya sebetulnya sudah menyampaikan bakal adanya pengurangan atau pemerataan pemberdaya maupun beasiswa Sadesha ini. Dan saya menanyakan siapa saja yang tidak aktif, mungkin karena waktu itu sedang terjadi musibah kebakaran di Pondok Pesantren Miftahul Khoirot ini, sehingga Kang Agus mungkin gagal fokus," ungkap H. Fasyni. 


Selain itu, Hasan Mustofa juga memberikan penjelasan bahwa yang tidak masuk sebagai calon pemberdaya Sadesha sudah melalui proses seleksi yang cukup panjang. 


"Kami mempunyai catatan-catatan dimana beberapa pemberdaya kurang aktif, baik itu hal mengajar, mengirimkan laporan atau pelatihan diklat. Sebetulnya bisa datang langsung ke kantor JQH dan bicara langsung apabila merasa aktif. Dan ini juga belum final, hanya kami meminta data siapa saja yang benar-benar sudah tidak bisa mengikuti program Sadesha ini," terang Hasan. 


Acara pertemuan berlangsung hingga waktu sahur tersebut menghasilkan kesempatan bahwa apabila para hafidz yang tidak terdaftar sebagai pemberdaya diajukan lagi diharuskan aktif baik mengajar, mengirim laporan maupun mengikuti pelatihan.


Acara ditutup dengan doa oleh Ustadz Ahmad Muhsin Al Hafidz. (Mus)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Ponpes Miftahul Khoirot Fasilitasi JQH NU Karawang dan Hafidz Musyawarah Pemberdaya Sadesha

Terkini

Topik Populer

Iklan