Iklan

Iklan

Prevalensi Balita Stunting Masih Menjadi Masalah Serius di Kabupaten Tapin

BERITA PEMBARUAN
22 Juni 2022, 17:22 WIB Last Updated 2022-06-22T10:22:22Z
Bupati Kabupaten Tapin saat kegiatan Rembuk Stunting di Pendopo Galuh Bastari Rantau Baru, Selasa 21 Juni 2022.(foto:ist)


RANTAU - Bupati Tapin HM Arifin Arpan bersama Jajaran Forkopimda dan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tapin menggelar Rembuk Stunting bertempat di Pendopo Galuh Bastari Rantau Baru, Selasa 21 Juni 2022.


HM Arifin Arpan secara resmi membuka Rembuk Stunting yang dilaksanakan secara hybrid baik online maupun offline dilanjutkan dengan penandatanganan MoU yang diikuti oleh Jajaran Forkopimda, para Kepala SKPD lingkungan Pemkab Tapin, Organisasi Profesi, Ormas, Perusahaan, para Kepala Desa Lokus Stunting serta Instansi terkait lainnya.


Berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi balita stunting di Kabupaten Tapin saat ini sebesar 33,5 persen atau tertinggi kedua se-Kalsel.


Diketahui, angka tersebut lebih tinggi dari angka prevalensi balita stunting Provinsi Kalsel sebesar 30 persen. Dan berdasarkan indikator WHO angka tersebut berada dalam range tinggi yaitu 30 hingga 39 persen.


Bupati Tapin HM Arifin Arpan dalam sambutannya mengatakan, anak dengan stunting akan mengalami masalah kognitif dan psikomotorik sehingga akan berdampak pada proporsi kualitas SDM-nya.


"Pemerintah saat ini terus berupaya untuk melakukan percepatan pencegahan stunting, guna mencapai target penurunan prevalensi stunting dalam RPJMN 2020 - 2024 menjadi 14 persen," ujarnya.


Rembuk Stunting ini sangat penting dan dipandang perlu kata Arifin Arpan, namun juga harus diikuti dengan aksi nyata dari seluruh stakeholder yang ada agar percepatan penurunan stunting di Tapin ini bisa tercapai.


Menurut HM Arifin Arpan, untuk percepatan penurunan stunting diperlukan kerja keras dan kerja bersama serta terlibatnya semua pihak.


"Percepatan penurunan stunting ini tidak bisa dilakukan sendiri seluruh komponen harus terlibat aktif, satu sama lainnya berkolaborasi sebagai mana perannya masing-masing," tandasnya.


Bupati Tapin berharap daerahnya kedepan bisa bebas stunting, sehingga Kabupaten Tapin yang memiliki julukan tempat bersemayamnya para Datu ini memiliki generasi masa depan dengan SDM yang berkualitas dan unggul.


Sementara itu Ketua TP PKK Kabupaten Tapin Hj Ratna Elliyani menyampaikan, selaku ketua tim percepatan penurunan stunting di tingkat Kabupaten Tapin pihaknya terus berperan aktif melakukan pembinaan ketua PKK kecamatan hingga desa dan mensosialisasikan pencegahan stunting serta melakukan berbagai inovasi.


"Dalam upaya percepatan penurunan stunting di Tapin, kita memiliki inovasi yang bernama 'Si Dama Suka Ceting' yaitu Sistem Informasi Dasa Wisma Supaya Kita Cegah Stunting," ungkapnya.


Dengan Si Dama Suka Ceting ini kata Hj Ratna Elliyani, kita bisa mendapatkan data yang akurat by name by address di mana lokus stunting sehingga bisa dengan cepat untuk melakukan penanganan.


"Ada tiga faktor penyebab stunting itu bisa terjadi yakni Pola Asuh, Sanitasi dan Pola Gizi sehingga dalam penanganannya tidak dapat dilakukan sendiri, perlu keterlibatan dari semua pihak, sehingga data itu penting," ujarnya.


Hj Ratna Elliyani berharap, digelarnya Rembuk Stunting dengan melibatkan banyak pihak itu permasalahan stunting di Kabupaten Tapin dapat segera mendapatkan solusi sehingga angka prevalensi stunting bisa menurun bahkan bebas stunting.(ron)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Prevalensi Balita Stunting Masih Menjadi Masalah Serius di Kabupaten Tapin

Terkini

Topik Populer

Iklan