Iklan

Iklan

Indonesia Negara Kedua Terbanyak Kasus Perselingkuhan di Asia, Prestasi atau Wanprestasi?

BERITA PEMBARUAN
22 Februari 2023, 19:33 WIB Last Updated 2023-02-22T12:59:49Z


Oleh : Alin Lizia Anggraeni, S.E


Berdasarkan survei aplikasi just dating, sebuah aplikasi pencari teman kencan. Indonesia menduduki peringkat kedua negara di Asia yang  terbanyak kasus perselingkuhan nya dan peringkat keempat dunia untuk kasus yang sama. Sebanyak 50 persen responden mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya masing-masing. 


Untuk Indonesia hasil survei menunjukkan sebanyak 40 persen mengaku pernah menyelingkuhi pasangannya. Disusul kemudian ada Taiwan dan Singapura dengan hasil 30 persen pasangan mengaku berselingkuh. Dalam survei aplikasi just dating juga ditemukan fakta bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak melakukan selingkuh ketimbang laki-laki.


Menurut laporan World Population Review, ada beberapa negara dengan perselingkuhan yang sangat umum terjadi. Di wilayah Eropa, mereka memperlakukan orang-orang diperbolehkan tidur dengan orang lain di luar pernikahan. 


Di Denmark, hampir 46 persen orang mengaku tidur dengan seseorang di luar pernikahan. Di Thailand, separuh masyarakat di sana mengaku melakukan perselingkuhan setidaknya satu kali dalam pernikahan. Negara Belgia, Norwegia, Prancis juga memiliki tingkat perselingkuhan 40 persen atau lebih tinggi.


Kasus perselingkuhan di negeri ini bukanlah hal baru ini,kasus ini sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya fakta bahwa Indonesia menjadi peringkat 4 dunia dalam Masalah perselingkuhan, seperti menampar keras wajah kaum muslim, Yang mana Islam adalah agama mayoritas di Indonesia. Perselingkuhan atau zina, sangat dibenci Allah dan Rasulullah SAW. Dalam Islam, zina hukumnya adalah haram.


Maraknya perselingkuhan menunjukan rapuhnya rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan keluarga. Benar ada banyak penyebab, namun tak bisa kita pungkiri faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang dominan. 


Kondisi ini adalah hal yang wajar dalam sistem sekuler kapitalis dimana manfaat dijadikan asas dan kebebasan berprilaku diatas segalanya, adalah biang keladi munculnya berbagai macam pemikiran dan tingkah laku menyimpang. 


Bebasnya sistem sosial atau pergaulan, rusaknya sistem pendidikan,bebasnya media dll, yang dilandasi sekuler kapitalis juga memudahkan terjadinya perselingkuhan. Orang bebas berbuat sekehendak hati selama tidak mengganggu yang lainnya. Nilai kebebasan yang dianut sistem ini jelas menjadi racun mematikan bagi akal dan naluri manusia.  


Kondisi ini diperparah dengan lemahnya pemahaman umat terhadap ajaran Islam kafah, Islam telanjur dipahami sebatas ritual sehingga tidak mampu berpengaruh dalam perilaku keseharian, baik dalam konteks individu, keluarga, maupun interaksi masyarakat dan kenegaraan.


Dengan minimnya pemahaman Islam, tidak sedikit individu muslim yang bingung akan tujuan hidupnya bahkan terjerumus dalam kemaksiatan. Ketika Islam tidak menjadi standar berperilaku, hawa nafsu pun menjadi penentu. Akibatnya, orang berlomba memenuhi kebutuhan naluri dan jasmani sesuka hatinya. Wajar saja jika akhirnya perilaku-perilaku di luar batas kewajaran seperti perselingkuhan terjadi.


Tampak nyata bahwa aturan buatan manusia yang lahir dari sistem sekuler kapitalisme tidak mampu membentengi manusia dari kerusakan, apalagi menjadi solusi. Masihkah kita berharap pada sistem rusak ini? Saatnya umat Islam kembali kepada aturan Islam, aturan yang datang dari Al-Khalik Al-Mudabbir.


Imam As-Sa'di mengatakan bahwa buruknya zina ini menjadikannya sebagai perbuatan keji yang dipandang buruk dalam syariat. Perzinaan adalah perbuatan yang dapat merusak kehormatan suami istri, mencampuradukkan keturunan, dan keburukan lainnya. Allah SWT berfirman dalam surat Al Isra ayat 23 yang berbunyi:


وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا


Artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.


Berbeda halnya dengan sistem sekuler kapitalisme, Islam sebagai din yang sempurna memiliki aturan yang sangat terperinci dan paripurna, mencakup seluruh aspek kehidupan. Sistem Islam lahir dari Yang Maha Mengetahui makhluk ciptaan-Nya sehingga seluruh persoalan apa pun dapat terselesaikan dengan memuaskan tanpa ada yang dirugikan. 


Aturan Islam sesuai fitrah dan memuaskan akal manusia yang pada akhirnya akan menenteramkan jiwa. Dengan menerapkan aturan-Nya, manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari malapetaka.


Standar Halal dan haram pun jelas, tidak lekang oleh waktu dan tidak tergantung pada pendapat penduduk bumi. Islam telah memberikan aturan yang detail tentang sistem sosial di masyarakat, termasuk interaksi dalam keluarga. Penerapan aturan ini akan menghasilkan kehidupan keluarga yang tenteram.


Sedemikian dahsyatnya sistem sekuler kapitalisme merusak manusia. Bahkan, naluri sekalipun, potensi hidup yang telah Allah berikan pada manusia, sejak lahir dirusak hingga berkeping-keping. Manusia sebagai makhluk paling mulia yang Allah ciptakan pun bisa berperilaku layaknya binatang. 


Aturan Islam sesuai fitrah dan memuaskan akal manusia yang pada akhirnya akan menenteramkan jiwa. Dengan menerapkan aturan-Nya, manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari malapetaka. 


Halal dan haram pun jelas, tidak lekang oleh waktu dan tidak tergantung pada pendapat penduduk bumi. Islam telah memberikan aturan terperinci terkait sistem sosial di masyarakat, termasuk interaksi dalam keluarga. Penerapan aturan ini akan menghasilkan kehidupan keluarga yang tenteram.


Islam mengatur dengan sangat terperinci soal interaksi sosial sehingga terwujud keberkahan dalam keluarga dan ketenteraman hidup bermasyarakat. Hanya saja, saat ini, ketika sistem kehidupan Islam tidak diterapkan, terjadi kerusakan sistem pergaulan keluarga hingga memunculkan berbagai kasus perselingkuhan, Buah penerapan sistem sekuler kapitalisme yang mengagungkan kebebasan.


Jadi umat harus paham bahwa berbagai kerusakan naluri manusia yang berujung pada hancurnya bangunan keluarga dan bangsa adalah buah busuk penerapan sistem sekuler kapitalisme. Umat pun harus sadar bahwa solusinya hanya dengan perubahan sistem, yakni penerapan syariat secara kaffah, tidak ada cara yang lain lagi.


Penulis adalah Pemerhati Perempuan dan Generasi.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Indonesia Negara Kedua Terbanyak Kasus Perselingkuhan di Asia, Prestasi atau Wanprestasi?

Terkini

Topik Populer

Iklan