Iklan

Iklan

Kesetaraan Gender Bukan dari Islam

BERITA PEMBARUAN
11 Maret 2023, 12:16 WIB Last Updated 2023-03-11T05:16:05Z


Oleh: Djumriah Lina Johan


Hari Perempuan Internasional 2023 atau International Women's Day (IWD) akan berlangsung pada Rabu, 8 Maret mendatang. Jelang hari istimewa tersebut sejumlah brand menawarkan promo menarik untuk merayakan Hari Perempuan Internasional 2023. Hari Perempuan Internasional sendiri adalah hari peringatan yang didedikasikan untuk seluruh perempuan di dunia. 


Dikutip dari laman resmi International Women's Day, hari internasional ini untuk mencapai kesetaraan sosial, ekonomi, budaya, dan politik perempuan. Setiap tahunnya, peringatan IWD mengusung tema yang berbeda-beda. Tahun ini, tema peringatan kampanye IWD 2023 tagar #EmbraceEquity atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah #RangkulKesetaraan.


Arti tema kampanye Hari Wanita Internasional 2023 #EmbraceEquity adalah kita semua dapat menantang stereotip gender, menentang diskriminasi, menarik perhatian pada bias, dan mengupayakan inklusi. Sementara itu, tema kampanye IWD 2023 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Wanita atau UN Women adalah "DigitALL: Innovation and technology for gender equality" atau "DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender." (Tirto.id, Minggu, 5/3/2023)


Telah kita pahami bahwa kesetaraan gender bukanlah ide yang berasal dari Islam. Ide ini sengaja digaungkan Barat yang mengarahkan pada tuntutan persamaan peran dan kedudukan laki-laki dan perempuan dalam seluruh aspek kehidupan. Agar perempuan berdaya dan mampu bersaing dengan laki-laki, maka perempuan harus berdaya secara ekonomi dan politik. Wajar jika akhirnya pemberdayaan ekonomi dan politik perempuan yang digaungkan.


Barat pun amat berambisi merusak potensi keibuan dan pengabdiannya dalam rumah tangga dan umat, serta menggantinya dengan peran ekonomi saja. Lihatlah perempuan muslimah hari ini yang justru bangga dan percaya diri jika mampu mandiri secara materi dan menempati posisi sebagai pejabat teras atau pimpinan perusahaan.


Kondisi inilah yang dimanfaatkan musuh Islam, memakmurkan perempuan secara materi, tetapi menjauhkan mereka dari tuntunan syariat. Realitas di lapangan membuktikan tidak hanya perempuan jebolan sekolah sekuler yang disasar program pemberdayaan, tetapi juga muslimah lulusan perguruan tinggi Islam, madrasah, pesantren, termasuk kalangan mubalighah.


Lebih menyakitkan lagi, umat justru menyambut program pemberdayaan ekonomi sebagai jawaban atas kesulitan ekonomi yang mereka derita akibat krisis yang berlanjut. Padahal, program-program pemberdayaan ekonomi itu tidak pernah akan mampu menyelesaikan problem kebodohan dan kemiskinan bangsa. Kalaupun kemandirian ekonomi itu terwujud, umat hanya akan dimanfaatkan korporasi besar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ekonomi dan pasar raksasa. 


Selain itu, dengan lancangnya, program-program pemberdayaan ekonomi juga menyasar generasi muda dan kalangan perempuan. Mereka mengubah orientasi hidup generasi muda Islam, para santri sang calon ulama masa depan. Mereka yang menempati posisi sebagai pewaris peradaban Islam jadi menggadaikan tujuan mulia hidupnya demi kepentingan materi saja. Padahal, masa depan umat dan Islam terletak pada kesungguhan mereka untuk menerapkan Islam secara kafah. 


Jika demikian, pantaskah kita berharap akan lahir peradaban Islam yang mulia jika jalan yang ditempuhnya justru tidak sesuai Islam? Sungguh jauh panggang dari api! Mengapa? Ini karena Allah Taala telah memberitahu kita bahwa hanya dengan Islam, kita umat Islam akan meraih peradaban mulia sebagai umat terbaik.


Allah Taala berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).


Telah jelas sesungguhnya, hanya Islam yang akan membawa umat, bahkan manusia seluruhnya, pada peradaban mulia, peradaban yang menjadikan Islam (sistem kehidupan yang datang dari Allah Taala) sebagai standar kehidupan.


Islam adalah sistem hidup sempurna yang diturunkan Allah Taala. Islam telah menetapkan berbagai hukum untuk manusia dalam sifatnya yang manusiawi. Islam juga menetapkan hukum-hukum khusus sesuai jenisnya, laki-laki maupun perempuan. Perbedaan hukum ini justru merupakan bentuk penghormatan Islam terhadap perempuan. 


Islam juga telah menjadikan negara sebagai pengatur urusan umat, laki-laki maupun perempuan. Islam memiliki mekanisme sempurna yang menjamin kemuliaan perempuan tanpa perlu ide kesetaraan gender. Islam menjaga peran kodrati perempuan sebagai istri dan ibu generasi agar tertunaikan dengan baik. Meski peran ini dianggap tidak mendatangkan nilai ekonomi, tetapi dalam pandangan Islam, peran perempuan ini sangat mulia dan strategis karena berpengaruh terhadap pembentukan generasi dan terwujudnya peradaban yang mulia. 


Selain itu, Islam memiliki sistem sosial yang menjaga kemuliaan martabat perempuan sebagai manusia melalui tata pergaulan laki-laki dan perempuan. Islam menjadikan pernikahan sebagai satu-satunya jalan untuk memenuhi naluri seksual dan menjadikannya sarana untuk melangsungkan keturunan. 


Islam juga memiliki sistem ekonomi yang mampu menjamin kesejahteraan rakyat individu per individu, termasuk perempuan, tanpa harus mengeksploitasi mereka dalam pasar kerja. Meski Islam melarang perempuan untuk menjadi penguasa, tetapi Islam juga memberikan berbagai macam hak politik kepada perempuan, bahkan Islam lah yang pertama memberikan hak politik bagi perempuan.


Berdasarkan itu semua, sungguh Islam sangat sempurna mengatur kehidupan manusia, termasuk perempuan. Islam sama sekali tidak membutuhkan kesetaraan gender untuk menyejahterakan perempuan.


Hanya dengan penerapan semua sistem Islam dalam naungan Khilafah, kehormatan perempuan akan terjaga, keluarga sejahtera, dan masyarakat mencapai peradaban yang mulia. Dalam sistem yang mulia inilah muslimah muda akan terlindungi dari berbagai serangan pemikiran yang rusak, semisal kesetaraan gender dan ide rusak lainnya. Muslimah akan istiqamah berpegang teguh di jalan yang lurus dan meraih kemuliaan dunia dan akhirat dalam rida-Nya. Wallahualam.


Penulis adalah aktivis Lingkar Studi Perempuan dan Peradaban

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kesetaraan Gender Bukan dari Islam

Terkini

Topik Populer

Iklan