![]() |
Asep Syarifudin Ibe usai diwawancarai wartawan di Desa Purwamekar Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang, Senin 9 Juni 2025.(foto: mat) |
KARAWANG - Anggota DPRD Kabupaten Karawang dari Fraksi Golkar, H. Asep Syaripudin, S.T., M.M., memberikan apresiasi dan dukungan terhadap pelaksanaan program ASN Go to School yang dilaksanakan di Kecamatan Rawamerta, Senin (9/6/2025).
Dalam keterangannya saat ditemui di kediamannya di Desa Purwamekar, Kecamatan Rawamerta, Asep Syarifudin menilai bahwa program ini merupakan langkah positif yang dapat memperkuat kualitas pendidikan, khususnya dalam aspek kemampuan dasar membaca, menulis, dan berhitung (calistung).
“Program ASN Go To School ini sangat kami apresiasi karena menyentuh langsung permasalahan mendasar di dunia pendidikan, yaitu kompetensi dasar siswa. Temuan bahwa masih ada siswa tingkat SLTA yang belum lancar calistung menjadi perhatian bersama, dan kita tidak bisa saling menyalahkan,” ujar Asep Ibe sapaan H.Aswp Syarifudin.
Menurut Asep, lemahnya kemampuan calistung bukan semata-mata kesalahan pendidikan formal, melainkan juga dipengaruhi oleh pola pendidikan di lingkungan keluarga.
“Anak-anak lebih banyak waktu di rumah. Kurangnya perhatian dan pengawasan keluarga menjadi faktor penting. Misalnya, ada siswa yang tinggal bersama nenek karena orang tuanya bercerai, ini tentu berdampak pada pendidikan mereka. Maka perlu pendekatan terintegrasi antara pendidikan di sekolah dan di rumah,” jelasnya.
Asep Ibe menyarankan agar ada kajian berbasis data untuk memahami latar belakang siswa yang belum menguasai calistung, termasuk aspek sosial dan ekonomi keluarga.
Ia mencontohkan keberhasilan program pemberantasan buta huruf di desa-desa tempo dulu sebagai inspirasi untuk menyusun solusi di masa kini.
Lebih lanjut, Ibe menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, termasuk pihak kecamatan, kepolisian, TNI, dan tenaga kesehatan dalam menyukseskan program ASN Go to School.
Menurut Asep Ibe, meski program ini tidak langsung meningkatkan kemampuan siswa secara instan, setidaknya mampu memberi semangat dan dorongan moral dari para pemangku kepentingan kepada siswa.
“Harapan kami, dengan kepedulian terhadap kompetensi dasar sejak dari PAUD, SD, SMP hingga SLTA, kelulusan wajib belajar 12 tahun nanti bukan hanya menghasilkan anak yang cerdas secara akademik, tapi juga memiliki etika dan kecerdasan spiritual. Ini menjadi bagian dari upaya kita menyongsong Indonesia Emas 2045,” tuturnya.(mat)