![]() |
Petugas gabungan antisipasi jalur mudik dan siap siagakan tes Antigen, di Bundaran Bungur Tapin Kalimantan Selatan Senin (3/5/21) |
RANTAU- Salah satu pengendara mobil warga Martapura Kabupaten Banjar yang hendak ke kota Rantau Kabupaten Tapin terpaksa harus memutar balikan kendaraannya saat terjaring razia dalam operasi yustisi yang digelar tim gabungan Satgas Covid-19 pada hari Senin (3/5/21) di Jalan A Yani dekat bundaran Bungur Tapin Kalimantan Selatan.
Operasi yustisi tersebut dipimpin langsung oleh Kasatpol PP Kabupaten Tapin H Mahyudin dan tim gabungan terdiri dari Satpol-PP PP, personil TNI kodim 1010/Rantau, Personil Polres Tapin, Kejari Rantau, PN Rantau, Dinas Kesehatan dan Instansi terkait lainnya.
Pantauan beritapembaruan.id di lapangan, belasan orang terjaring razia karena abai akan prokes dengan tidak menggunakan masker. Bahkan ada salah satu pengendara mobil warga Martapura Kabupaten banjar bertujuan ke kota Rantau yang didapati tidak menggunakan masker namun enggan di rapid tes antigen yang disediakan petugas, akhirnya disuruh kembali pulang.
Dalam operasi yustisi yang digelar kurang lebih selama dua jam tersebut, selain memberikan sanksi sosial ke tiap pengendara yang tidak menggunakan masker, tim gabungan juga melakukan tes antigen di tempat langsung kepada para pelanggar prokes secara random.
Kepala Satpol-PP H Mahyudin mengatakan, dalam kegiatan operasi kali ini ada yang berbeda, untuk yang melanggar prokes kedapatan tidak menggunakan masker kita sampel tes antigen secara acak.
"Dan itu akan selalu kita lakukan dalam setiap operasi, baik razia operasi situasional ataupun dalam kegiatan razia secara patroli," papar H Mahyudin.
Lanjut H Mahyudin, tes antigen ini dilakukan secara random atau acak bagi pelanggar prokes. Jadi bagi pelanggar yang bersedia di antigen langsung kita lakukan ditempat. Namun bagi yang tidak bersedia kita berikan sanksi sosial bahkan rencananya ke depan akan kita berlakukan kembali sanksi denda.
"Selain langsung di tes rapid antigen kita berikan juga sanksi denda," tegasnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila ada pelanggar prokes warga Kabupaten Tapin dan setelah di tes antigen ternyata positif, petugas akan menghubungi camat dan kepala desa di mana orang itu berdomisili agar dilakukan pembinaan dan pengawasan serta melakukan isolasi di tempat bagi yang tidak bergejala. Namun bagi yang bergejala akan kita masukan segera ke rumah sakit.
"Bagi pelanggar prokes diluar warga Kabupaten Tapin kita akan wanti-wanti agar tidak melakukan kontak kontak lain atau akan kita stop," imbuhnya.
H Mahyudin menerangkan Alhamdulillah dari 8 orang pelanggar prokes yang kita rapid tes antigen semuanya negatif. Mereka yang terjaring razia umumnya warga Kabupaten Tapin dan satu orang warga Kabupaten Banjar yang bertujuan ke kota Rantau Kabupaten Tapin.
"Untuk 15 hari pertama ini kita lakukan 4 kali kegiatan operasi. Dan untuk rencana kegiatan 3 bulan kedepan kita sudah menjadwalkan dalam sebulan minimal 8 kali kita laksanakan kegiatan serupa dan tentu dengan tempat yang berbeda beda," tutur Mahyudin.
Lanjut Mahyudin, operasi yustisi ke caffe-caffe pun kita akan lakukan test antigen langsung di tempat bagi yang kedapatan melanggar prokes.
Sementara di tempat yang sama Pasi Opster Kodim 1010/Rantau Kapten Inf Zaenal Arifin mengatakan, kami dari TNI dan Polri tugasnya memback up satpol PP dalam rangka operasi yustisi.
Harapan kita Covid-19 di Kabupaten Tapin ini segera hilang minimal turun, makanya kami terus back up kegiatan operasi yustisi Satpol-PP, baik yang situasional seperti ini mau pun yang lainnya.
"Bila perlu setiap hari kita lakukan operasi agar nantinya kita bisa melihat bagaimana kondisinya apakah masyarakat sudah benar-benar menjalankan protokol kesehatan," tandas Kapten Zaenal.
Lanjut Kapten Zaenal, apabila ada masyarakat atau siapa pun, bahkan anggota TNI sepertinya sekali pun, namun ia abai akan protokol kesehatan contoh tidak menggunakan masker saat ke luar rumah, tetap akan kita tegur tidak boleh pandang bulu dan kita tetap akan kenakan sanksi.
"Ingat pandemi Covid-19 masih ada dan sampai kapan berakhirnya kita belum tahu, artinya kita harus tetap waspada tetap laksanakan 5 M," tandasnya (Ron)