Iklan

Iklan

Kepala BKKBN Kalsel: Stunting di Kabupaten Tapin Bukan Karena Faktor Kemiskinan

BERITA PEMBARUAN
02 April 2022, 20:00 WIB Last Updated 2022-04-02T18:52:41Z
Kepala BKKBN Kalsel Ir Ramlan saat menghadiri Rakor di Kabupaten Tapin bertempat di Aula Tamasa Komplek Perkantoran Setda, Jumat 1 April 2022.(foto: ist)


RANTAU - Hasil Survei Status Gizi Indonesia terkait Stunting di Kabupaten Tapin termasuk urutan tertinggi mencapai angka 33,5 persen.


Hal itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Kalsel Ir Ramlan saat menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan Sosialisasi Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI) di Aula Tamasa Kantor Setda Pemkab Tapin, Jumat 1 April 2022.


Kepala BKKBN Kalsel mengatakan, yakin dengan komitmen dan berbagai inovasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tapin dibawah kepemimpinan HM Arifin Arpan dalam upaya percepatan penurunan angka stunting tersebut.


"Kita targetkan 2022 hingga 2024 nanti Kabupaten Tapin dengan sumberdaya dan potensi yang ada ini pada 14 persen," ungkapnya.


Ir Ramlan berharap semua pihak tak terkecuali yang sudah dibentuk pemerintah daerah untuk bergerak konvergensi guna percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Tapin.


Menurut Ramlan, tidak bisa hanya mengandalkan satu instansi saja namun harus konvergensi lintas sektor.Ia mencontohkan seperti yang berkaitan dengan gizi ada Dinas Kesehatan, kemudian yang tidak mengkonsumsi air bersih ada di Dinas PUPR, Rutilahu ada di Dinas Sosial, Sanitasi, Ketahanan Pangan dan lainnya itu bisa di kovergensikan dengan SKPD terkait.


"Faktor utama terjadinya stunting di Kabupaten Tapin ini, masih adanya kekeliruan pemahaman atau wawasan di masyarakat salah satunya tentang pola makan atau pemberian gizi terhadap anak terutama diusia 0 - 2 tahun yang sangat memerlukan," ungkapnya.


Lanjutnya, salah satu faktor lain bisa terjadinya stunting adalah kemiskinan, namun untuk di Kabupaten Tapin, kemiskinan bukan yang menjadikan faktor masih adanya stunting.


"Adanya perilaku dimasyarakat yang harus dirubah mindsetnya salah satunya terkait pemahaman pemberian gizi terhadap anak," tandasnya.


Sementara Ketua TP PKK Tapin Hj Ratna Elliyani mengatakan, bahwa pihaknya dengan melakukan berbagai cara dan inovasi salah satunya dengan meluncurkan aplikasi salanting terus fokus berupaya untuk percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tapin.


"Lewat kader - kader PKK, Dasawisma, Posyandu dan lainnya kami terus bergerak sampai ke tingkat desa untuk melakukan sosialisasi dan penanggulangan stunting," terangnya.


Hj Ratna Elliyani mengaku, adapun hasilnya belum maksimal karena terkendala belum secara keseluruhan kader menguasai atau mengerti menggunakan aplikasi salanting yang telah diluncurkan sejak 2021 lalu itu.


"Namun kita berharap, setelah semua kader menguasai atau mengerti cara menggunakan salanting tersebut, kami bisa dengan cepat mengetahui dan mengkoordinasikan dengan instansi terkait, sehingga dengan cepat kami bisa menangani dan mengatasi stunting tersebut di desa mana berada," tuturnya.


Hj. Ratna Elliyani menambahkan kendala lain yang dihadapi adalah masih adanya beberapa daerah di Kabupaten Tapin yang belum terjangkau jaringan internet sehingga kesulitan dalam menggunakan aplikasi salanting tersebut.(ron)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Kepala BKKBN Kalsel: Stunting di Kabupaten Tapin Bukan Karena Faktor Kemiskinan

Terkini

Topik Populer

Iklan